Rindu Puisi
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu ! Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas Aku masih disini…. Aku masih ada… Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi Tuk menulis tentang hati… Dalam sebentuk...
Letih
Letih… ku berdiri di bawah terik mentari Semenjak engkau melangkah menjauh pergi Hingga rambut ini mulai memutih Masih… tak kutemui engkau kembali Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini Sampai engkau hadir… Sampai larut...
Bagaikan Matahari
Dia bagaikan matahari
Tak mampu ‘ku pandangi bias cahayanya
Tak mampu ‘ku gapai kilau parasnya
Tak mampu ‘ku warnai indah senyumnya
Tak mampu ‘ku seberangi jauh asalnya
Tak mampu ‘ku…
Aku tak mampu…
Sejurus ‘ku pandangi cakrawala
Merah membumi murka
Berbalut ruas awan renta
Ini… Inilah jalanmu wahai surya
Inilah jalanmu tak beralas
Inilah langkahmu tak berbekas
Inilah letihmu tak berbalas
Inilah rupamu tak berdusta
Inilah aku di terikmu
Tak mampu…
Dia bagaikan matahari separuh hari
Tak kuasa ‘ku kejar langkahnya
Datanglah…
Pergilah…
Tak kuasa ‘ku halangi
Waktu
Sukma Titian
Batu
Batu-batu
Sekeras batu
Kau injak pun begitu
Batu
Batu aku
Sebagai batu
Kau lempar pun begitu
Sudah…
Sudah ku tulis
Nama dan tangis
Namamu yang bengis
Tangisan merdu meringis
Sudah…
Sudah kau beri
Nikmat janji saksi
Walau janji-janji batu
Walau saksi-saksi juga batu
Kita hidup dalam prahara
Disilangi dua samudera
Bilakah sukma titian ada
Bila batu ku telan jua
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar