Pages

Sabtu, 28 November 2009

puisi

Rindu Puisi
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu ! Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas Aku masih disini…. Aku masih ada… Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi Tuk menulis tentang hati… Dalam sebentuk...


Letih
Letih… ku berdiri di bawah terik mentari Semenjak engkau melangkah menjauh pergi Hingga rambut ini mulai memutih Masih… tak kutemui engkau kembali Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini Sampai engkau hadir… Sampai larut...




Bagaikan Matahari
Dia bagaikan matahari


Tak mampu ‘ku pandangi bias cahayanya


Tak mampu ‘ku gapai kilau parasnya


Tak mampu ‘ku warnai indah senyumnya


Tak mampu ‘ku seberangi jauh asalnya


Tak mampu ‘ku…


Aku tak mampu…






Sejurus ‘ku pandangi cakrawala


Merah membumi murka


Berbalut ruas awan renta






Ini… Inilah jalanmu wahai surya


Inilah jalanmu tak beralas


Inilah langkahmu tak berbekas


Inilah letihmu tak berbalas


Inilah rupamu tak berdusta


Inilah aku di terikmu


Tak mampu…






Dia bagaikan matahari separuh hari


Tak kuasa ‘ku kejar langkahnya


Datanglah…


Pergilah…


Tak kuasa ‘ku halangi


Waktu




Sukma Titian
Batu

Batu-batu

Sekeras batu

Kau injak pun begitu




Batu

Batu aku

Sebagai batu

Kau lempar pun begitu




Sudah…

Sudah ku tulis

Nama dan tangis

Namamu yang bengis

Tangisan merdu meringis




Sudah…

Sudah kau beri

Nikmat janji saksi

Walau janji-janji batu

Walau saksi-saksi juga batu




Kita hidup dalam prahara

Disilangi dua samudera

Bilakah sukma titian ada

Bila batu ku telan jua

 

0 komentar:

Posting Komentar